You are currently viewing Mengenal Chochin Lampion Khas Jepang Yang Menawan

Mengenal Chochin Lampion Khas Jepang Yang Menawan

Keunikan budaya negara Jepang membuat negara tersebut terkenal ke seluruh dunia. Salah satu produk budaya Jepang yang sangat unik adalah lampion khas Jepang bernama chochin.

Chochin adalah lampionĀ  tradisional Jepang yang terbuat dari kertas dan bambu. Lampion sendiri merupakan penerang yang terbuat dari kertas dan nyala lilin di dalamnya.

Kebanyakan lampion tersebut berwarna merah yang terkenal dengan nama Aka-Chochin (Chochin Merah).

Perlu Yuujin ketahui, chocin sudah digunakan masyarakat Jepang sejak tahun 1o85 sebagai sumber cahaya di luar rumah, dan di depan pintu masuk toko atau restoran.

chochin merah
Aka-Chochin (Chochin Merah) di kuil Fushimi Inari, Kyoto, Jepang. Sumber : wikipedia

Sejarah Chochin

Chochin mulai ada di Jepang sejak berabad-abad yang lalu, ketika masyarakat Jepang mulai menggunakan kertas sebagai bahan untuk membuat lampu sebagai sumber cahaya.

Pada awalnya, masyarakat Jepang menempatkan chochin di dalam rumah sebagai sumber cahaya. Seiring waktu, chochin juga ditempatkan di luar rumah sebagai petunjuk keberadaan tempat suci, kuil, dan toko atau restoran.

Pada abad ke-17, chochin tradisional Jepang mulai diproduksi secara massal variasi bentuk dan desainnya pun semakin beragam. Chochin tradisonal ini memiliki kelebihan yaitu bisa dilipat agar bisa disimpan dengan mudah ketika tidak digunakan.

Dengan bentuk bulat dan oval berwarna merah menggunakan dekorasi garis-garis lengkap dengan nama toko atau restoran, nama makanan, dan nama tempat menggunakan kaligrafi shoji.

Di zaman modern saat ini chochin bisa ditemui dalam bentuk kerajinan tangan yang menarik serta dalam bentuk pernak-pernik dari plastik.

Chochin Raksasa

chochin raksasa
Chochin raksasa di kuil sensoji yang terletak di daerah Asakusa, Tokyo, Jepang. Sumber : Exploring Japan

Jika Yuujin penasaran dengan chochin berukuran raksasa bisa mengunjungi kuil sensoji yang terletak di daerah Asakusa, Tokyo, Jepang. Di kuil tersebut terdapat gerbang bernama Kaminarimon.

Pada gerbang kaminarimon tergantung sebuah chochin raksasa berwarna merah dengan berat 700 kilogram, tinggi 3,9 meter dan berdiameter 3,3 meter. Chochin raksasa tersebut berbahan dasar bambu dengan kualitas terbaik yang ada di negeri Sakura. Lampion khas Jepang bertuliskan karakter China berbunyi Fu-Rai-Jin-Mon.

Fu artinya Angin, Rai artinya guntur, Jin artinya dewa, dan Mon yang artinya gerbang.

Festival Chochin

Sampai sekarang dekorasi pada acara-acara tradisonal di Jepang seperti festival, pernikahan dan acara keagamaan didominasi oleh penggunaan chochin. Lampion khas Jepang ini juga menjadi produk kerajinan tangan yang terkenal di seluruh pelosok dunia.

Sebuah festival bernama Dai-Chochin Matsuri yang diperingati setiap tanggal 26-27 agustus tiap tahunnya menampilkan chochin raksasa.

Festival yang berlangsung di kota Isshiki prefektur Aichi. Menampilkan chochin dengan tinggi 10 meter dan diameter 5 meter lengkap dengan dekorasi gambar dan kaligrafi khas Jepang.

Dai-Chochin Matsuri telah berlangsung sejak 450 tahun yang lalu di kuil Suwa Taisha. Bersamaan dengan pendudukĀ  setempat menyalakan api di Suwa Sanctuary untuk menerangi malam yang telah menjelang.

Menurut legenda yang ada, apa yang dilakukan penduduk tersebut untukĀ  mengusir setan laut yang suka merusak ladang dan melukai penduduk.

Sampai akhirnya kebiasaan yang dilakukan penduduk ini menjadi sebuah ritual Shinto yang diberi nama kagari-bi. Yaitu, ritual penyalaan api obor dimana nantinya seiring waktu berlalu obor digantikan dengan chochin lampion khas Jepang.

Chochin di Indonesia

Di Indonesia sendiri lampion cukup populer dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Termasuk lampion khas Jepang chochin, banyak yang menggunakannya sebagai dekorasi dan ornamen khas Jepang. Seperti, rumah makan khas Jepang, gerobak yang menjajakan makanan ringan khas Jepang, resort, villa, dan masih banyak lagi.

Bahkan banyak juga orang Indonesia yang menjadi pengrajin lampion khas Jepang ini dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Desain pada permukaannya juga bermacam-macam mulai dari kaligrafi Jepang, tumbuhan, dan hewan.

Penutup

Fungsi utama chochin sebagai penerang di gelapnya malam lambat laun mulai berganti. Di zaman modern seperti sekarang, masyarakat Jepang sendiri menggunakan lampu listrik sebagai penerang rumahnya.

Chochin lebih banyak digunakan di tempat-tempat khusus dan di acara-acara khusus pula. Seperti di rumah makan, kuil, toko dan saat merayakan upacara tradisional seperti festival.

Bagi Yuujin yang ingin memiliki unit villa sendiri dengan nuansa khas pemandangan dan lingkungan layaknya negeri sakura villa Hirai Hills merupakan pilihan tepat.

Berada di daerah strategis kota Batu Jawa Timur, Hirai Hills menawarkan unit villa dengan arsitektur khas Jepang yang dibalut dengan keindahan alam kota Batu.

Untuk mendapatkan penawaran unit villa khas Jepang dengan skema harga terbaik hubungi call center 0812 3319 8888.

Atau jika Yuujin ingin menjadwalkan survei lokasi villa Hirai Hills di akhir pekan bersama marketing representative Hirai Hills klik menu Survei Lokasi.

Semoga bermanfaat!

 

Sumber rujukan :

Arie iswadi

SEO Content Writer & Digital Advertiser @ Hiraihills.id

Leave a Reply